Profil Desa Mejasem Timur

Ketahui informasi secara rinci Desa Mejasem Timur mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Mejasem Timur

Tentang Kami

Profil Desa Mejasem Timur, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Mengupas tuntas data demografi, potensi ekonomi pertanian, tata kelola pemerintahan desa yang dinamis, serta kondisi geografis dan infrastruktur terkini sebagai salah satu desa padat penduduk d

  • Pusat Pertanian Padat Penduduk

    Desa dengan lahan pertanian yang luas di tengah populasi yang tinggi, menciptakan dinamika unik antara sektor agraris dan kebutuhan pemukiman

  • Pemerintahan Desa Progresif

    Pemerintah desa aktif menyelenggarakan program-program penting, mulai dari kesehatan masyarakat seperti penanganan stunting hingga modernisasi administrasi melalui sistem digital

  • Berada di Simpang Jalan Pembangunan

    Sebagai desa yang berbatasan langsung dengan wilayah perkotaan dan desa lain yang berkembang, Mejasem Timur menghadapi tantangan dan peluang dalam pembangunan infrastruktur dan diversifikasi ekonomi

Pasang Disini

Berada di jalur strategis Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Desa Mejasem Timur menjelma menjadi sebuah wilayah yang memadukan corak agraris dengan dinamika kependudukan yang tinggi. Sebagai salah satu desa pemekaran yang kini mandiri, Mejasem Timur terus berbenah, mengoptimalkan potensi pertaniannya seraya menghadapi tantangan pembangunan di tengah kepadatan penduduk yang signifikan. Aktivitas pemerintahannya yang tercatat aktif dan transparan menjadi salah satu motor penggerak utama dalam upaya peningkatan kesejahteraan warganya.

Desa ini menjadi cerminan wilayah penyangga yang vital, di mana lahan persawahan masih terhampar luas, berdampingan dengan pemukiman yang terus berkembang. Dengan lokasinya yang strategis dan aksesibilitas yang baik, profil Desa Mejasem Timur menyajikan gambaran lengkap tentang sebuah komunitas yang bekerja keras mempertahankan basis agrarisnya sambil beradaptasi dengan modernisasi.

Geografi dan Wilayah Administratif

Secara geografis, Desa Mejasem Timur merupakan salah satu dari 20 desa/kelurahan di wilayah Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya yang berada di dataran rendah pesisir utara menjadikan wilayah ini memiliki karakteristik tanah yang subur dan cocok untuk kegiatan pertanian. Kantor pemerintahan desa berpusat di Jalan Gili Satu, Kali Jeruk, yang menjadi pusat pelayanan administrasi bagi seluruh warga.

Total luas wilayah Desa Mejasem Timur yakni 244,455 hektare atau sekitar 2,44 kilometer persegi. Dari total luas tersebut, sebagian besar didominasi oleh lahan pertanian. Data desa menunjukkan lahan pertanian mencakup area seluas 191,230 hektare, yang terdiri atas sawah irigasi teknis dan tadah hujan. Sisa wilayahnya merupakan lahan pemukiman penduduk seluas 48,915 hektare dan tanah untuk fasilitas umum serta lainnya seluas 4,310 hektare.

Secara administratif, wilayah Desa Mejasem Timur memiliki batas-batas yang jelas dengan desa dan kelurahan di sekitarnya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan langsung dengan Kelurahan Dampyak, Kecamatan Kramat. Di sisi selatan, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Pacul, yang masuk dalam administrasi Kecamatan Talang. Batas sebelah timur ialah Desa Padaharja, Kecamatan Kramat, sementara di sebelah barat, aliran Sungai Sijenggot menjadi penanda batas alamiah dengan Desa Mejasem Barat.

Demografi dan Kependudukan

Berdasarkan data kependudukan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal untuk tahun 2023, Desa Mejasem Timur tercatat memiliki jumlah penduduk yang cukup padat. Total populasi mencapai 10.064 jiwa, yang terdiri dari 5.152 penduduk laki-laki dan 4.912 penduduk perempuan. Jumlah kepala keluarga (KK) di desa ini ialah sebanyak 1.016 KK.

Dengan luas wilayah sekitar 2,44 kilometer persegi, tingkat kepadatan penduduk di Desa Mejasem Timur tergolong sangat tinggi, mencapai angka sekitar 4.124 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan bahwa Mejasem Timur merupakan salah satu kawasan pemukiman yang padat di Kecamatan Kramat. Tingginya kepadatan penduduk ini menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi dinamika sosial dan kebutuhan akan layanan publik di desa.

Struktur sosial masyarakatnya bersifat homogen, di mana lebih dari 95% penduduknya memeluk agama Islam. Kehidupan beragama ini tercermin dari banyaknya kegiatan keagamaan dan keberadaan fasilitas ibadah di lingkungan desa. Komunitas warga terbagi ke dalam 6 Rukun Warga (RW), di mana RW 5 dan RW 6 juga dikenal sebagai Dusun Sulang, yang terbagi lagi menjadi beberapa wilayah lebih kecil seperti Sulang Wetan, Sulang Kulon, Sulang Kidul dan lainnya.

Perekonomian dan Potensi Lokal

Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama perekonomian Desa Mejasem Timur. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani dan buruh tani, menggarap lahan persawahan yang subur di wilayah tersebut. Komoditas utama yang dihasilkan ialah padi, yang ditanam secara rutin mengikuti siklus tanam tahunan. Ketersediaan saluran irigasi teknis menjadi faktor pendukung utama bagi keberlangsungan aktivitas pertanian ini, meskipun pemerintah desa terus berupaya meningkatkan sarana irigasi untuk menjangkau seluruh area persawahan.

Di luar sektor pertanian, mata pencaharian penduduk cukup beragam. Sebagian warga bekerja sebagai buruh industri di pabrik-pabrik sekitar, buruh bangunan, pedagang, hingga nelayan, mengingat lokasinya yang tidak terlalu jauh dari pesisir. Terdapat pula sebagian kecil yang berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota TNI/Polri, dan pensiunan.

Meskipun berbasis agraris, potensi diversifikasi ekonomi di Mejasem Timur mulai terlihat, kendati belum tergarap secara maksimal. Salah satu potensi yang pernah diidentifikasi dalam laporan kegiatan kemahasiswaan ialah pemanfaatan hasil kebun seperti mangga untuk diolah menjadi produk makanan bernilai tambah. Namun hingga kini belum ada laporan mengenai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang secara khusus menjadi produk unggulan desa. Tantangan utamanya ialah meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mengolah potensi sumber daya alam yang ada menjadi peluang ekonomi baru.

Pemerintahan dan Layanan Publik

Roda pemerintahan di Desa Mejasem Timur berjalan secara aktif dan dinamis di bawah kepemimpinan kepala desa beserta jajaran perangkatnya. Berdasarkan informasi dari media massa terkini pada pertengahan tahun 2025, kepala desa yang menjabat ialah Yuswan Maulana. Pemerintah desa secara rutin menginformasikan kegiatannya melalui situs web resmi desa, menunjukkan komitmen terhadap transparansi publik.

Berbagai program strategis tercatat telah dan sedang dijalankan. Salah satu fokus utamanya ialah pada bidang kesehatan masyarakat. Pemerintah desa secara berkala menggelar kegiatan "Rembug Stunting" sebagai upaya pencegahan dan penurunan angka stunting, serta sosialisasi mengenai penyakit menular seperti tuberkulosis. Di samping itu, program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) juga disalurkan secara rutin dan tepat sasaran kepada keluarga penerima manfaat untuk membantu meringankan beban ekonomi.

Di bidang administrasi dan pembangunan, pemerintah desa menunjukkan langkah progresif. Pada pertengahan 2025, dilaksanakan Rapat Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk menyesuaikan rencana pembangunan dengan kebutuhan aktual. Selain itu, para perangkat desa juga mendapatkan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan Aplikasi Sistem Pengelolaan Aset Desa (SIPADES 3.0), sebuah langkah modernisasi untuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan aset milik desa. Upaya pembangunan fisik juga terus dilakukan, seperti rehabilitasi gorong-gorong dan jembatan untuk memperlancar aksesibilitas warga.

Dalam sebuah kutipan dari berita yang dimuat oleh detikcom pada Juni 2025, Kepala Desa Yuswan Maulana menanggapi isu yang beredar di masyarakat mengenai prioritas pembangunan. "Kalau itu jalan desa, pasti saya bangun," ujarnya, menegaskan komitmennya untuk pembangunan infrastruktur desa sesuai kewenangannya, sembari membedakan mana yang menjadi tanggung jawab pemerintah desa dan mana yang menjadi ranah pemerintah kabupaten.

Sejarah dan Asal-Usul Desa

Sejarah Desa Mejasem Timur tidak terlepas dari cerita pemekaran Desa Mejasem. Menurut catatan sejarah lisan yang berkembang di masyarakat, nama "Mejasem" sendiri berasal dari legenda dua orang prajurit Kerajaan Mataram, Raden Wirodanu dan Pangeran Pekik. Dalam pelariannya, mereka menemukan dua pohon besar yang sulit ditebang, yaitu pohon Maja (Mojo) dan pohon Asam (Asem). Gabungan kedua nama pohon inilah yang kemudian diyakini menjadi cikal bakal nama Mejasem.

Pada awalnya, Mejasem merupakan satu wilayah administratif yang utuh. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya jumlah penduduk, wilayah yang semula berupa areal persawahan yang luas mulai berkembang menjadi kawasan pemukiman yang padat. Untuk mengefektifkan pelayanan administrasi dan pemerintahan, Desa Mejasem akhirnya dimekarkan menjadi dua desa terpisah: Desa Mejasem Timur dan Desa Mejasem Barat. Pemekaran ini menjadikan kedua desa dapat lebih fokus dalam mengelola wilayah dan melayani masyarakatnya masing-masing.